Minggu, 22 Mei 2016

RUWAT AGUNG NUSWANTORO [KULINER]

    Sejarah membuktikan bahwa Kerajaan Majapahit pada abad ke IV di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada telah mencapai puncak kejayaan dan jaman keemasan. Salah satu karya monumentalnya adalah disatukannya seluruh nusantara termasuk Semenanjung Malaka di bawah kekuasaan Majapahit.
    Perjalanan sejarah Majapahit merupakan pelajaran yang amat berharga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pemahaman tentang kebesaran Kerajaan Majapahit akan menumbuhkan semangat juang, kepercayaan diri dan memperkokoh identitas bangsa yang besar di tengah peradaban dunia. Kerajaan Majapahit telah menjadi ikon sejarah kebesaran bangsa dan memiliki makna penting bagi Indonesia. Beberapa simbol kenegaraan mengadopsi dari Majapahit, diantaranya Bhineka Tunggal Ika, Sumpah Palapa, dll.
    Kerajaan Majapahit dalam mempersatukan bangsa yang heterogen telah memperkaya budaya menjadi bangsa yang amat besar dan berwibawa di mata Negara lain. Perbedaan suku, adat istiadat dan agama justru menjadi kekayaan bangsa menciptakan Negara yang kokoh lahir dan batin dalam kehidupan bermasyarakat yang hidup sejahtera gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja, adil dan aman dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
    Untuk melestarikan dan mengembangkan kebesaran Kerajaan Majapahit agar berkelanjutan, Pemerintah Kabupaten Mojokerto menggelar kegiatan Ruwat Agung Nuswantara Majapahit sebagai perwujudan tradisi budaya Majapahit melalui beberapa rangkaian kegiatan yang di antaranya adalah Festival Macapat Nusantara, Unduh-unduh Patirtaan, Ruwat Suketo Massal, Mangesti Suro dan Kirab Agung Nuswantara Majapahit. Bentuk kegiatan antara lain kirab barisan prajurit Majapahit yang mengawal raja Majapahit yang dikawal Mahapatih Gajah Mada dengan pasukan pembawa umbul-umbul pancawarna serta barisan kelompok kesenian daerah. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Suro bertepat di Pendopo Agung Trowulan Desa Trowulan Kec. Trowulan Kab. Mojokerto




http://bppdkabmojokerto.com/

WAYANG [TRADISI]

Dalam kitab arjuna wiwaha diungkapkan bahwa kesenian wayang sudah berkembang dan digemari masyarakat sejak zaman airlangga raja kahuripan, yang menurut beberapa sumber sejarah ditengarai terletak di wilayah kabupaten mojokerto. dari sumber cerita jawa menerangkan bahwa kesenian wayang juga dikembangkan pada masa pemerintahan raja sri aji jayabaya di mamenang kediri sejak tahun 930. di kabupaten mojokerto kesenian wayang kulit dikembangkan oleh ki dalang ki asmoro dari bejijong trowulan dengan ciri khas daerah wayang versi trowulan. Dalang ki asmoro boleh dikatakan perintis dan sekaligus sebagai guru dari dalang-dalang di kabupaten mojokerto yang dikenal hingga saat ini.



http://bppdkabmojokerto.com/

UJUNG [TRADISI]

Kesenian Ujung tumbuh menjadi kesenian rakyat sebagai visualisasi perjuangan Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit, pada saat mengalahkan bala Tentra. Dalam atraksi kesenian ujung, dua orang petarung atau lebih melakukan aksi saling cambuk satu sama lain menggunakan rotan. Petarungan di lakukan secara sportif dan dalam suasana bersahabat meski terkadang sampai bercucuran darah. Rotan adalah simbol senjata “Sodo Lanang” yang di gunakan Raden Wijaya dalam pertempuran melawan bala tentara Tantar.
Kesenian ini terkadang juga disuguhkan pada atraksi di kesenian bantengan, sambil berjoged para petarung pun asyik bergoyang sedangkan kesenian ujung sendiri hingga sekarang masih ada dan tumbuh di kecamatan Trowulan dan Bangsal.

http://bppdkabmojokerto.com/

TARI MAYANG RONTEK [TRADISI]

    Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang memiliki berbagai ragam corak budaya, karya leluhur dan memiliki nilai-nilai sejarah. Salah satunya adalah busana Tari Mayang Rontek. Tari Mayang Rontek merupakan tari pelengkap yang dijadikan sebagai tari pembuka dalam sebuah prosesi Pengantin Mojoputri. Untuk mengetahui latar belakang terciptanya busana Tari Mayang Rontek dan bentuk busana Tari Mayang Rontek, maka perlu diteliti lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1) Latar belakang penciptaan busana Tari Mayang Rontek
2) Bentuk Busana Tari Mayang Rontek.
Bentuk penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk mengukur keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi metode yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa busana tari mayang rontek dipengaruhi oleh masuknya budaya islam ke tanah jawa. Hal ini dapat diketahui dari bentuk visual busana tari mayang rontek yang tertutup. Bentuk busana tari mayang rontek terdiri dari busana pokok, busana pelengkap dan aksesoris. Busana pokok tari mayang rontek terdiri dari kebaya dan kain panjang. sedangkan busana pelengkapnya terdiri dari kerudung, rapek, kain wolo, dan ilat-ilatan. Aksesoris busana tari mayang rontek meliputi sanggul. jamang. rontek. giwang. kalung susun, dan sabuk pendhing.



http://bppdkabmojokerto.com/

PENGANTIN MOJOPUTRI [TRADISI]

Di bidang seni dan budaya, Kabupaten Mojokerto mempunyai busana adat pengantin Mojoputri dan Upacara adat tamu manten Mayang kuno.Sebagai kekayaan budaya masyarakat Mojokerto tata rias pengantin Mojoputri diangkat dari bukti hasil penelitian-penelitian sejarah. Busana pengantin Mojoputri yang merupakan hasil alkuturasi budaya yang berkembang sejak abad 13 hingga kini. Ciri yang menyolok tata rias pengantin Mojoputri yang mengikuti corak dandanan jaman Majapahi, jaman kebesaran Islam Demak-Mataran dan jaman penjajahan Belanda. Busana pengantin Mojoputri biasanya dikenakan oleh masyarakat Mojokerto yang melangsungkan suatu pernikahan. Buat anda pasangan muda yang akan melangsungkan pernikahan tidak ada salahnya menggunakan busana penganting Mojoputri ini siapa tahu lebih keren dan ikut melestarikan budaya ala kerajaan Majapahit.
Sebagai kekayaan budaya masyarakat Mojokerto tata rias pengantin Mojoputri diangkat dari bukti hasil penelitian-penelitian sejarah. Busana pengantin Mojoputri yang merupakan hasil alkuturasi budaya yang berkembang sejak abad 13 hingga kini. Ciri yang menyolok tata rias pengantin Mojoputri yang mengikuti corak dandanan jaman Majapahi, jaman kebesaran Islam Demak-Mataran dan jaman penjajahan Belanda. Busana pengantin Mojoputri biasanya dikenakan oleh masyarakat Mojokerto yang melangsungkan suatu pernikahan. Buat anda pasangan muda yang akan melangsungkan pernikahan tidak ada salahnya menggunakan busana penganting Mojoputri ini siapa tahu lebih keren dan ikut melestarikan budaya ala kerajaan Majapahit.


http://bppdkabmojokerto.com/

LUDRUK [TRADISI]

    Ludruk sejak lama tumbuh, berkembang dan dikenal oleh masyarakat di Jawa Timur, terutama di daerah Surabaya, Jombang, Malang dan Mojokerto. Sebagai kesenian asal Jawa Timur, Dulu kesenian ludruk sangat melekat di hati masyarakat. Sekarang jumlah penggemarnya menurun drastis. Dalam data Statistik Van Grisse Van 1822 dikatakan bahwa ludruk adalah tari tarian yang dilengkapi dengan cerita lucu yang diperankan oleh pelawak dan travesty atau lelaki yang merias diri sebagai wanita. Ludurk mempunyai unsur tarian, cerita lucu, pelawak dan pemain yang terdiri dari pria semua, meskipun yang diperankan ada peran wanitanya. Seiring berkembangnya ludruk, masuk juga pemain wanita.
    Mengenai asal usul kata ludruk terdapat beberapa pendapat. Cak Markaban, tokoh Ludruk Triprasetya RRI Surabaya mengatakan bahwa ludruk berasal dari kata gela-gelo dan gedrak-gedruk. Jadi yang membawakan ludrukan itu, kepalanya menggeleng-geleng (gela-gelo) dan kakinya gedrak-gedruk (menghentak lantai) seperti penari Ngremo. Sedangkan menurut Cak Kibat, tokoh Ludruk Besutan bahwa ludruk itu berasal dari kata molo-molo lan gedrak-gedruk. Artinya seorang peludruk itu mulutnya bicara dengan kidungan dan kakinya menghentak lantai gedrak - gedruk.
    Untuk menarik para pengemar Ludruk pemerintah kabupaten mojokerto tiap tahunnya menggelar kegiatan Pagelaran Festival Bulan Purnama dan yang disajikan ialah kesenian tradisional salah satunya Ludruk, Ludruk sendiri berkembang kurang lebih 13 Group yang berada 8 Kecamatan di Kabupaten Mojokerto. Rata rata Group kesenian Ludruk tanggapan (tampilan) kurang lebih 40 tampilan disetiap tahunnya.


http://bppdkabmojokerto.com/

HAUL SYEH JUMADIL KUBRO [TRADISI]

    Haul Syeh Jumadil Kubro adalah peringatan wafatnya Syeh Jumadil Kubro yang di laksanakan setiap tahun di areal situs kompleks makam Troloyo. Syeh Jumadil Kubro adalah penyebar agama islam di tanah jawa pada masa kerajaan Majapahit. Beliau adalah leluhur dan guru dari para Walisongo sesudahnya.
    Mengingat begitu besarnya jasa beliau bagi perkembangan agama Islam di Tanah Jawa. Khususnya Jawa Timur, maka banyak kalangan umat Islam yang berkeinginan mendoakannya pada hari wafatnya. Hal ini di kenal sebagai Haul.
    Dalam Haul Syeh Jumadil Kubro di gelar serangkaian kegiatan keagamaan dan budaya. Awal kegiatan haul dilakukan kirab haul syech jumadil kubro, diawali dengan Cucuk lampah, Kaluhuran, Pembawa Tombak, Pembawa Bendera, Barisan Walisongo, Pembawa Kendi 7, Pembawa Jajan Pasar, Tumpeng Songo, Panji Poncowarno, Panji Gulo Klapo, Prajurit, Santriwan – Santriwati. Kirab sendiri mempuyai arti perjalanan oleh karena itu penggambaran kirab merupakan perjalanan syech jumadil kubro dalam menyebarkan islam kala waktu majapahit dulu dan juga kebersamaan serta keragaman akan budaya yang dimiliki waktu kerajaan majapahit. Selain kirab haul jadwal lain ada seni hadrah yang diikuti ishari se Jawa timur, Khotmil dan semaaan Al Qur-an , Istighotsah, Pembacaan Tahlil serta pengajian umum.








http://bppdkabmojokerto.com/